Pekan ASI Sedunia: "Nyusoni lan Makarya, Mangga Disengkuyung!"
Memeringati World Breastfeeding Week (WBW) atau Pekan ASI Sedunia (PAS) 2015, Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) mengambil tema "Menyusui dan Bekerja: Mari Kita Sukseskan!". Untuk menyosialisasikan tema PAS tahun ini, AIMI cabang di seluruh Indonesia mengadopsinya dengan menggunakan bahasa daerah yang menyesuaikan dengan lokasi masing-masing. Maka, pada PAS kali ini, AIMI cabang Jogja menyuarakan, "Nyusoni lan Makarya: Mari Disengkuyung!"
Tema ini mengulang kampanye PAS tahun 1993 tentang Inisiatif Tempat Kerja Ramah Ibu. Tujuannya, untuk mendukung dan memberdayakan semua perempuan yang bekerja pada sektor formal dan informal untuk dapat bekerja secara optimal dan membesarkan anak, khususnya untuk menyusui.
Menyusui merupakan salah satu penentu penting untuk kesehatan, perkembangan gizi dan keselamatan anak. Dengan semakin banyaknya perempuan bekerja di luar rumah, baik pada sektor formal dan informal, maka kesulitan yang dihadapi dalam menyusui juga semakin meningkat. Membangun sistem yang memungkinkan menggabungkan menyusui dan bekerja menjadi sesuatu yang kritis.
PAsal 49 ayat (2) UU No 49 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyebutkan bahwa wanita berhak mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan atau profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan dan atau kesehariannya berkenaan dengan fungsi reproduksi wanita. Dalam penjelasan pasal tersebut disebutkan bahwa "perlindungan khusus terhadap fungsi reproduksi" adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan haid, hamil, melahirkan, dan pemberian kesempatan untuk menyusui anak.
Selain itu, negara juga memberikan cuti melahirkan bagi karyawan wanita selama 3 bulan. Meski negara hanya memberikan cuti melahirkan selama 3 bulan, namun negara menjamin hak para pekerja wanita untuk terus menyusui bayinya ketika sudah masuk bekerja. Hal ini diatur dalam Pasal 83 UU Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Oleh karena itu, diharapkan tercipta tempat kerja yang ramah ibu. Tiga hal terkait ini adalah:
1. Ruang/jarak. Tempat perawatan bayi dan anak di atau dekat tempat kerja, menyediakan fasilitas memerah dan menyimpan ASI
2. Waktu. Cuti bersalin enam bulan dibayar penuh. Satu atau lebih kesempatan istirahat untuk menyusui, dibayar penuh, serta jam/jadwal kerja yang fleksibel.
3. Dukungan. Hal ini bisa berupa informasi tentang hukum maternitas nasional; dukungan dari pemberi kerja dan rekan kerja berupa perilaku positif terhadap menyusui; keamanan kerja dan non-diskriminasi; serta dukungan dari serikat pekerja.
Berikut ini adalah beberapa ide langkah-langkah untuk memastikan perlindungan bagi hak perempuan bekerja untuk menyusui:
- Cari tahu status hak-hak maternitas yang diberikan kepada pekerja perempuan di kota Anda
- Adakan pertemuan advokasi dengan pembuat kebijakan dan dorong peningkatan implementasi UU No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
- Hubungi otoritas lokal untuk menyatakan permintaan Anda akan hak-hak maternitas yang setara bagi semua perempuan bekerja dengan menekankan perhatian pada perempuan dari sektor informal
- Adakan rapat umum untuk meminta cuti bersalin 6 bulan dibayar penuh bagi semua perempuan bekerja di semua sektor
- Buat petisi pada pemerintah untuk meminta cuti bersalin 6 bulan, istirahat untuk menyusui, fasilitas di tempat kerja untuk menyusui dan memerah ASI bagi semua perempuan bekerja
- Jangkau media melalui blog/artikel tentang tema PAS 2015 untuk meningkatkan kesadaran
- Cari tahu status implementasi berbagai peraturan yang mengatur tentang hak ibu menyusui di kota Anda
- Tuntut lingkungan ramah ibu dan bayi dari para pemilik tempat kerja
Untuk meningkatkan kesadaran ini, ayo berpartisipasi dalam PAS 2015 dengan berbagi foto ruang laktasi tempat ibu bekerja dengan hashtag #wbw2015#pekanASIsedunia #bulanASInasional #ruanglaktasiserta #space4lactation pada 1-7 Agustus 2015.
Nyusoni lan makarya, mangga disengkuyung!
Salam ASI!
*sumber AIMI jogja*
